bagaimanan aku bisa pulih dari traumaku
hay kenalin aku inge, aku punya banyak trauma di diri aku.
trauma trauma itu muncul nya dari inerchill ku yang terluka, aku ngebawa itu sampai aku dewasa. aku dulu gak paham bagaimana cara merawat diriku sendiri, di usia ku yang ke 22 tahun aku belajar ternyata luka yang kita miliki harus di rawat agar bisa sembuh, bukan di hilangkan. karna setiap luka punya bekas nya masing masing, iya tak mampu hilang sepenuhnya.
umur 21 di diagnosis kena depresi disorder, faktor utama nya adalah orang tua. kok bisa ?? tentu ada alasan nya. saat itu aku sangat membenci orang tua ku, semua yang aku alami karna mereka. aku benci kenapa aku di perlakukan berbeda, aku benci tidak pernah di apresiasi, aku benci impian ku di patahin, aku benci di larang mengambil keputusan ku sendiri. aku benci di banding bandingkan, aku ngerasa mereka gak pernah sayang sama aku dulu, itu dulu ketika aku belum paham luka luka yang tergores di hatiku perlu dirawat. aku malah justru membuat nya makin terluka pada saat itu. aku tidak paham bagaimana aku bisa merawatnya, aku kira respon ku selama ini adalah cara yang benar agat aku bisa sembuh, ternyata aku salah. semakin aku berusaha ingin hilangin rasa sakit dan trauma ku, kayak nya itu semua makin terus berkembang biak di fikiran ku.
aku menjadi anak yang keras kepala dengan egois yang sangat tinggi, bahkan aku sempat tidak punya empati terhadap keluarga ku, bagiku hanya aku sendiri yang lebih penting. aku jadi anak yang terbiasa menabur luka baru di diri sendiri bahkan di sekitarku juga ikut terluka karna sikap ku
lantas bagaimana aku bisa melalui itu semua, sebenar nya juga bukan hal yang mudah, tindakan pertama yang aku ambil adalah aku balik ke phiskiater setelah berhenti lama.
aku sadar aku gak baik baik aja, aku butuh seseorang yang paham bahwa luka ku adalah hal yang perlu di obati. umur ku sekarang 23 tahun, setahun yang lalu aku mencoba berdamai sama ke adaan.
aku si paling gak suka pulang ke rumah orang tua ku, aku takut mereka tidak menerima ku dengan baik, ternyata selama ini itu hanya fikiranku saja. aku dan mama adalah dua jiwa yang sama , kita sama sama keras kepala, dan apatis. itu yang membuat ku tidak nyaman berada di rumah sendiri.
lalu aku mencoba untuk menurunkan sedikit demi sedikit egoku, ternyata tidak se sulit yang aku bayangkan. ternyata semua hanya tentang bagaimana fikiran aku merespon sesuatu. aku berdamai dengan keadaan, hubungan ku dengan keluarga ku baik baik saja, aku paham aku gak bisa maksain mereka buat ngerti kondisi aku sepenuh nya, aku sadar saat dewasa adalah tanggung jawab yang harus aku pikul sendirian, semua keputusan dan resiko adalah tanggung jawab diri sendiri.
aku sudah tidak lagi di hantui masa kecilku yang menyakitkan, karna aku sudah merawatnya dengan benar.
mungkin semua luka yang aku terima ketika kecil dulu ,aku belum tau maksud nya apa, itu sebab nya aku terus merasa kesakitan walau luka nya sudah kering.
aku mendengarkan banyak musik tentang berdamai dengan diri sendiri, membuat aku paham semua hal di dunia ini bukan tentang kita aja, tuhan udah kasih garis jalan nya masing masing. aku udah maafin mama atas kesalah yang aku sebut luka , aku udah maafin mama setelah bertahun tahun yang panjang aku sangat terluka oleh perlakuan nya. mama hanya berusaha berbuat yang terbaik buat anak nya, mungkin mama waktu itu memberika pola yang salah sehinga aku harus mencari pola yang tepat sendirian di luar sana.
tak apa, semua itu adalah proses, gak ada orang yang tidak pernah terluka, tidak ada orang yang selalu bahagia. aku percaya tuhan pasti punya alasan kenapa aku di posisi yang tidak aku suka. bahkan aku sekarang menjadi lebih mengerti, ternyata gak mudah jadi orang tua, ternyata orang tua juga punya luka yang sama. beda nya orang tua tidak berteriak ketika kesakitan.
aku terus bersyukur atas usaha yang aku lalui, karna berdamai dengan keadaan terluka itu gak mudah, aku juga masih sulit sekali menahan rasa sakit yang tiba tiba muncul, bener benar gak mudah.
saat ini aku udah bisa menerima semua nya, lantas setiap episode di diriku selalu saja ada luka baru. luka luka yang di tabur perlu di rawat. sekarang aku lagi berproses agar aku pantas buat orang lain, self care. aku perlu selesai dulu sama diriku sendiri untuk bisa menabur bahagia di orang lain, dan mampu menjaga orang lain pula.
maka nya hubungan percintaan dan keluarga adalah dua hal yang tidak bisa aku gabungin, mereka sama sama terluka, namum proses sembuhnya berbeda, aku gk pernah bilang di sakiti pasangan bukan hak yang menykitkan. menyakitkan juga. cuman sekarang aku tidak mau berfokus apa apa yang belum menjadi pasti, aku tidak mau berekpetasi lebih terhadap orang lain.
Komentar
Posting Komentar